Aku Rindu

Tidak ada yang spesial di pagi tadi, kamu yang selalu sibuk dengan urusanmu sendiri, dan aku yang seperti biasa menikmati kopi pahit yang tidak sepahit rasa yang kamu beri.

Entah penting atau tidak, sepertinya memandangi wajah cantikmu di foto yang aku simpan memang dapat mengurangi tekanan yang terjadi pada hidup ini.

Sesibuk apapun kamu memang aku tidak pernah mengerti, karena hati sudah buta dengan rindu yang selalu berganti, lantas, apakah bisa aku masuk ke dalam kesibukanmu yang setiap hari kamu jalani?!

Mengantar kemanapun kamu pergi dan menjemputmu kembali sekaligus makan malam bersama bukankah hal yang bagus?! Namun, kenapa kamu tidak pernah mau melakukan itu bersamaku?! Apa aku mengganggu? atau ada sesuatu yang tidak seharusnya aku tahu??

Aku tidak mengerti, setiap kali kita berpisah dalam setiap pertemuan, mengapa pelukmu tak pernah seerat pelukku?! apa kamu ingin kita lebih cepat berpisah atau ada sesuatu yang mengganjal di hatimu yang belum tercurah??

***

Beberapa waktu berlalu, kita pun berpisah, iya, menyerah dalam menjalankan hubungan, kamu bilang ada orang lain yang sedang kamu cinta

Saat kepergianmu sudah sepenuhnya melepas janji, perasaanku sampai sekarang belum terobati.

Aku rindu sesekali otakku mengucap kata-kata itu, tapi hati selalu menyangkal dan berkata bahwa kamu tidak pantas dirindukan olehku

Mereka bilang; penyesalan akan datang di akhir. Lantas, mengapa sampai sekarang aku tidak menyesal pernah mencintaimu?! Apa perpisahan kita bukan akhir? Apa kamu masih akan menyakitiku lagi? atau kamu masih sangat ingin bersamaku lagi?! Bukankah tidak ada yang tidak mungkin?! Yah, tidak ada yang tau tentang itu sepertinya.

Aku rindu; tangan yang merindukan lembutnya genggaman, bibir yang rindu akan indahnya kecupan, hati yang rindu akan sebuah pertemuan. Namun saat ini, hanya kaki yang bisa beranjak pergi tanpa tau tujuan untuk dikunjungi.

Disaat perasaan sedang merasa bahagia, selalu saja ada hati yang lara.

2 komentar:

Bercerita Tentang Bahagia