Indahnya pergi, entah ke mana
Rindunya tak memiliki tujuan
Mencari-cari namun hanya lelah yang didapat
Lebih baik mati atau hidup tapi tak berarti?!?!?!
Sekumpulan kata yang disusun menjadi kalimat mampu mengakhiri semuanya. Seketika hancur tanpa sisa, potongan-potongannya berlari menjauh tak ingin disatukan kembali; takut akan kembali hancur, katanya. Banyak suara yang dipendam namun tak bisa dikeluarkan, banyak pertimbangan yang pada akhirnya hanya menumpuk di kepala tanpa tahu harus apa, banyak kata yang jika dikeluarkan hanya akan memperburuk suasana, banyak rindu yang tak tahu harus diapakan karena tujuannya sudah tidak lagi bisa menerima.
Ini menyedihkan, setidaknya aku ingin mati rasa dalam waktu yang lama, karena jika rasa ini membara kelak hanya bisa mematahkan banyak asmara. Aku takut kelak hanya akan menjadi seorang pria tua yang menyesali masa lalunya; masa lalu kelam yang dibuat oleh kebodohannya sendiri.
Mati hanya akan membuat susah semuanya, namun hidup juga tak tahu harus apa. Mereka bilang manusia memang tidak luput dari kesalahan, namun jika kesalahannya melibatkan banyak hati dan perasaan, aku harus apa?!
Rasa kecewa terbesar adalah kecewa dengan diri sendiri itu nyata adanya, siapapun pasti pernah mengalaminya, namun tak semua orang mampu mengatasinya.
Berat sekali rasanya merasakan perubahan yang sama sekali tak pernah diharapakan seperti ini. Berat sekali rasanya mempunyai banyak cerita namun tak tahu harus diceritakan ke siapa. Berat sekali rasanya menyadarkan diri sendiri bahwa semua yang diterima saat ini adalah atas dasar kesalahan diri sendiri.