Cinta?!



Setiap kita pasti pernah kecewa, tapi kan itu hadiah dari semesta, jadi, tak perlu diingat sampai selamanya, cukup dijadikan pelajaran saja. Saat bahagia sudah tiba, nanti juga lupa.

Maksud saya, banyak hal yang memiliki sifat seperti ini, kalau saya menyebutnya mungkin seperti hari. Anggaplah semua hal yang mengaitkan perasaan seperti hari, apapun yang kamu rasa entah itu bahagia ataupun kecewa, semua pasti berlalu. Kita ngga akan selamanya ada di hari senin, kan?!

Dalam buku "Kita dan Kata" karya Setiyanto Hendri yang pernah saya baca, ia bilang bahwa "Cinta itu bukan yang selalu menuntut untuk diistimewakan, tidak ada korban, tidak mengintimidasi, dan sama-sama membahagiakan." Saya setuju dengan itu, dan sekarang saya sedang berjuang untuk menjadi seperti itu. Tetapi, bukankah cinta itu sangat rumit sehingga sebenarnya pun kita tidak bisa mengatur semuanya, saya yakin semua dari kita pun berharap bisa menjadi seperti itu dalam cinta, tetapi kita tidak bisa menjamin kebahagiaan itu sendiri dan korban pun pasti selalu ada. Kalau saya tidak salah ingat sepertinya Fiersa Besari pernah bilang "Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus." Saya sangat setuju dengan itu. Tapi kembali lagi pada permasalahan awal segala macam perihal cinta, bukankah tidak ada yang sepenuhnya benar perihal cinta?! 

Sepertinya daripada berpikir sampai pusing tentang rumitnya cinta, kita hanya perlu memercayai apa yang ingin kita percayai, kan?! Perihal definisi cinta, apapun yang pernah kita baca, dengar, dan pikirkan, jika kita percaya dan yakin dengan itu, maka itu definisi cinta, definisi cinta hanya akan kembali pada orang yang memikirkannya. Definisi cinta itu umum sehingga tidak ada manusia yang dapat membenarkan satu definisi. Jadi, apa definisi cinta menurut kalian?!!??!!!?!?!?!?!

Pelangi

 



Tell me everything

All your hopes and all your dreams

Let me hear your story, I'll be right here.

( Rini - Good Intentions)


Setelah sekian lama tidak melihat pelangi, sepertinya langit membantuku sore tadi. Pelangi memiliki banyak warna yang aku tidak tahu ada berapa karena aku tidak pernah menghitungnya. Pelangi itu hebat karena selalu dilambangkan dengan keindahan dan kebahagiaan, walaupun aku tahu hal lain yang memiliki sifat yang sama seperti pelangi, iya, kamu.

Ingat apa yang kita lakukan minggu lalu?! Bukan, bukan saat aku kalah main kartu denganmu. Maksudku, tentang imajinasi yang kita bayangkan saat sedang merebah pada lantai yang dingin itu. 

Di sebuah rumah yang terdapat di Desa kecil di daerah Bogor. Saat hujan sedang rintiknya ditambah dengan angin yang dapat dengan mudahnya menembus kulit. Kita berimajinasi tentang banyak hal bahagia; tetap bersama sampai kakek-nenek menjadi salah satu hal yang kita bayangkan saat itu. "Nanti kalau kita sudah tua, anak kita sudah besar dan sudah kerja, kayanya tinggal di pedesaan seperti ini nyaman juga. Jauh dari kota, setiap hari menikmati alam, menyapa orang-orang yang lewat di depan rumah untuk pergi ke sawah, sepertinya menyejukkan." Kita berdua tersenyum memikirkan itu.

Berimajinasi itu menyenangkan, walau belum dipastikan akan menjadi kenyataan, tetapi itu bisa membuat kita bahagia dan menambah semangat yang kita punya untuk ke depannya, kan?! 

Oh iya, aku lupa bilang. Saat aku menyamakanmu dengan pelangi, aku bersungguh-sungguh dengan itu. Kita semua tahu bahwa pelangi sangat jarang untuk ditemukan, bukan?! Ya, begitu juga denganmu. Tapi aku tak pernah menyesali itu, karena, tetap sama seperti pelangi, meskipun jarang ditemui, tetapi semua orang tak pernah kecewa saat pelangi sudah di depan mata, kan?

Rindu tuh obatnya apa, sih?



Kali ini saya ingin membuat tulisan singkat sebelum beranjak pergi meninggalkan rumah dan laptop yang menjadi tempat saya menulis, semoga hasilnya tidak seburuk yang saya bayangkan. Selamat menikmati:)


"Untuk sebagian orang, rindu adalah hal yang jadi pokok permasalahan suatu hubungan." Apa saya sudah pernah mengucapkan itu?! 

Saya yakin kita semua setuju jika rindu adalah sebuah cobaan yang sangat berat. 

Menurut KBBI, arti kata rindu adalah memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu. Untuk saya, rindu itu seperti sebuah perpisahan. Karena kita sama-sama hanya bisa mengharapkan sebuah pertemuan itu dapat terjadi lagi tanpa keyakinan bahwa pertemuan tersebut benar-benar akan terjadi lagi. 

Perihal rindu ini, beberapa hari lalu saya pernah mengeluh kepada seseorang yang setiap detik menjadi tujuan saya merindu. "semua ini menyebalkan; waktu, semesta, kesibukanmu, pokoknya semuanya." ucap saya. Ya, jika dipikir lagi, seandainya Tuhan marah dengan apa yang saya keluhkan saat itu dan pada akhirnya Ia hapuskan sebuah kata "RINDU" beserta arti dan semua yang berkaitan dengan itu, mungkin saya akan bingung bagaimana cara mengenang seseorang yang menjadi tujuan rindu saya ke depannya nanti. Mmm, sepertinya saya harus mengurangi keluhan-keluhan tentang itu.

Dari semua orang yang saya tanyai tentang bagaimana cara mengatasi rindu, hampir semuanya menjawab dengan jawaban yang sama; "Pertemuan" 

"Rindu tuh obatnya apa, sih?"

"Ya ketemu lah, Di!"

Iya, itu jawaban termudah tetapi tersulit untuk dilakukan. Maksud saya, jika pertemuan mudah dilakukan mungkin hanya sedikit orang yang akan rindu dengan orang lain. Tetapi, anehnya ada satu orang yang memiliki jawaban berbeda dari yang lain yang saya tanyakan tentang itu.

"Rindu tuh obatnya apa, sih?"

"Berdo'a! Do'akan orang yang jadi tujuanmu merindu" ucapnya

Saya senang ada yang memiliki jawaban yang berbeda seperti ini. Tetapi sayangnya saya tidak sering melakukan itu. Karena menurut saya, mendo'akan seseorang yang sedang dirindukan hanya akan menghasilkan kilas balik pada ingatan tentang hal-hal atau momen-momen kebersamaan tentang orang tersebut dan pada akhirnya hal itu hanya akan menghasilkan air mata.

Jadi sebenarnya, Rindu tuh obatnya apa, sih?

Hubungan?! Cinta?!



Barangkali kita adalah dua orang yang memiliki impian tinggi dalam hal percintaan. Mungkin selama ini kita hanyalah orang asing yang saling memberi rasa tanpa tau resiko apa yang ada di dalamnya.

Aku yakin tak ada niat dalam diri kita untuk bermain-main dalam hubungan ini. Tetapi, seperti kataku padamu bulan lalu; Mencintai itu mudah.

Mempertahankanmu itu sulit, jauh lebih sulit dari mendapatkanmu. Akhir-akhir ini aku kesulitan dengan kehebatanmu yang seringkali berkembang, akhir-akhir ini kamu makin hebat dalam hal ingin pergi dan aku makin sulit untuk mempertahankanmu. Janjimu dulu adalah ingin selalu bersamaku, tetapi hal itu sepertinya akan terlupa jika sudah waktunya.

Aku tak pernah memberimu kunci untuk keluar dari pintu hatiku karena aku tak mau kamu pergi dari sana, aku tak pernah memberimu waktu untuk beristirahat jika lelah setelah lama berputar-putar dalam pikiranku karena aku tak ingin sedetikpun lupa denganmu. Tapi aku tak pernah mengira jika ternyata membuatmu tinggal di dalam diriku ternyata bisa membuatku sakit juga. 

Seringkali kita bertengkar hanya karena rindu. Awalnya merinduimu adalah hal terindah yang dapat kulakukan jika sedang tak bersamamu, tetapi aku salah. Rindu hanya sebatas rindu jika tak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Rindu hanya sebatas rindu jika tak ada yang membalasnya. Nanti, saat aku sudah tidak lagi memilikimu, aku akan buang rindu ini di sudut jalan, jika ada yang peduli dengan itu dan mengambilnya, kuharap orang itu adalah tujuan selanjutnya untukku merindu. 

"Hubungan itu semakin lama akan semakin membosankan" Kata mereka. Aku setuju dengan pernyataan itu, hanya saja aku tidak yakin jika semua orang tidak bisa mengatasi kebosanan itu. Aku seringkali kagum pada orang yang sudah berhubungan lama dengan pasangannya dan itu berlanjut sampai pernikahan. Karena itu artinya mereka sudah berkali-kali merasa bosan dan mampu untuk tetap bertahan. Bertahan dalam kebosanan pun sulit, hampir sesulit mempertahankan sebuah hubungan.

Dalam sebuah hubungan percintaan, tidak ada yang mudah. Bahkan untuk meninggalkan seseorang kita butuh hati yang kuat untuk tersakiti dan menyakiti. "Untuk kamu yang sedang mendua dan tidak ingin memilih karena takut menyakiti salah satunya. Percayalah, kamu akan berakhir dengan menyakiti keduanya" ucapku pada seorang kawan lama yang sedang mempermainkan cinta. Namun tetap saja aku kefikiran tentang itu, apa mendua adalah salah satu bukti bahwa seseorang sedang bermain-main dalam cintanya?! Atau mungkin ia hanya terlalu baik dan membagi cintanya untuk lebih dari satu orang?! 

Hampir tak ada kebenaran dalam cinta, hampir semuanya serba salah dalam cinta. Bahkan banyak manusia di dunia tidak lagi percaya dengan yang namanya cinta. Saran apa yang harus kita beri untuk orang yang tidak lagi percaya cinta?! Jika ada yang memilikinya tolong beritahu aku, aku butuh itu.


Bercerita Tentang Bahagia