Pada akhirnya; Terakhir di 2023

"The more You love, the more You suffer, but if suffering means loving You. I don't mind to walk through it." - Vincent Van Gogh

Aku suka dengan pandangan pelukis pasca-impresionisme terbaik itu tentang mencintai seseorang, apa yang ia bilang itu telah kupercayai dan akan tetap kupercayai entah sampai kapan aku akan goyah. Namun, kulupakan satu hal tentang pandangan Van Gogh tentang kesedihan; the sadness will last forever.

Pada akhirnya jatuh cinta tidak semudah sebelumnya; banyak yang ditakutkan, banyak yang dikorbankan, banyak yang harus dipersiapkan.

"Melawan dunia sepertinya tidak masalah, pada akhirnya aku akan bahagia, kan?!" pikirku,

Dalam waktu yang singkat yang bahkan tak pernah terpikirkan oleh siapapun, semua perasaan yang kujaga, yang kupikir sudah mati untuk orang sebelumnya, ternyata mampu kuberikan pada seseorang yang sudah lama kutemui namun baru berani untuk memulai interaksi. Dalam waktu yang singkat, semua kebahagiaan yang sudah sangat lama tak kurasakan kembali terasa jika bersama dengannya. Dalam waktu singkat, aku percaya bahwa mencintai orang dengan kepribadian yang berkebalikan denganku ternyata tidak masalah juga. Dan, dalam waktu yang singkat, remuk yang datang secara tiba-tiba terasa begitu sangat hebat.

Apa yang kubahagiakan, apa yang kubanggakan, apa yang kupercayai, hilang seketika begitu saja. Fenomena mencintai besar-besaran dan lenyap seketika memang nyata adanya. Persiapannya tidak dihargai, pengorbanannya tidak sebanding lagi. Semua lenyap diinjak-injak sampai menyatu dengan bumi.

Namun, pada akhirnya aku hanya harus belajar mencintai diri sendiri sebelum jatuh cinta pada orang lain. Pada akhirnya aku hanya harus belajar mengendalikan perasaanku sendiri. Pada akhirnya, hal terpenting dan utama dalam hal jatuh cinta dan patah hati adalah mampu beradaptasi dan membiasakan hati.

maaf

maaf jika aku terlalu gegabah

maaf jika aku ingin memulainya terlalu cepat

maaf jika aku tidak sebaik pria sebelumku

maaf jika aku tidak bisa mengikuti semua keinginanmu

dan, maaf jika aku sendiri yang membuat rasa cintamu padaku berkurang seperti itu.


mungkin caraku salah dalam menunjukkan keseriusanku

mungkin caraku salah dalam memanjakanmu

mungkin caraku salah dalam membuatmu nyaman bersamaku

dan, mungkin aku memang masih harus belajar banyak untuk bisa membahagiakanmu selalu.

rindu

tak perduli rupa wajah sayu

masih senyummu yang selalu merayu

bulan sabit yang ada pada wajah itu

biarlah tetap abadi pada orang kesukaanku


tak perduli suara yang lesu

tawa sendumu masih seperti lagu

tak kuat jika tak mendengar indah nada itu

meskipun hanya seminggu


tak perduli pada langkah yang terburu-buru

berjalan, berpegangan tangan masih terasa seru

abaikan setiap waktu yang berlalu

asalkan aku tetap bersamamu selalu

kesepian

biarkan, kuingin menyendiri di sudut jalan ini

tak perlu dikasihani

aku juga menikmati langkah setiap orang yang melewati daerah ini

orang yang entah akan pulang atau baru ingin pergi

yang semoga masih banyak yang menyimpannya di dasar hati

agar tak pernah terpikirkan untuk menyendiri

seperti orang kesepian yang satu ini.





kesepian itu sebenarnya apa?!

sebutan untuk orang yang terasa sangat hampa

atau hanya sekedar orang yang tak ingin bersama siapa-siapa?!

bagaimana jika menyendiri adalah hal kesukaannya

apa itu masih bisa disebut sebagai kesepian juga?!

Romantis

Dua kursi dan satu meja bundar kecil dengan bunga yang menjadi hiasan yang diletakan di pelataran rumahnya memiliki tulisan reserved yang disandarkan dengan bunga indah itu. Maksudku, bukankah ini rumah pribadi?! mengapa memiliki meja bertuliskan seperti itu?! siapa yang memesannya?! 

"Ayah memang begitu, dia suka melakukan hal yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain hanya untuk menghabiskan waktu bersama bunda. dia akan sangat marah jika ada orang lain yang duduk di sana." jawabnya.

Sungguh pria yang unik, ia bahkan mampu memesan ruangan tertutup di sebuah restoran jika ingin menghabiskan waktu bersama pasangannya, namun ia memilih untuk menyiapkan tempat sendiri di pelataran rumahnya hanya agar dapat menghabiskan waktu dengan wanita yang ia nikahi itu. 

"Lalu, kamu sendiri tidak diizinkan duduk di sana?" tanyaku.

"Tidak, bahkan anak pertamanya ini tidak pernah diperbolehkan duduk di sana. Ayah buat itu khusus untuk ia dan bunda." ucapnya.

Seperti halnya Romeo yang nekat meminum racun hanya karena mengira Juliet sudah meninggal, sepertinya setiap pria memiliki caranya sendiri untuk mendeskripsikan sikap romantisnya. Bagaimana denganku?! apa aku memiliki setidaknya sedikit sikap romantis yang sudah seharusnya aku berikan pada wanita manis yang sedang berjalan bersamaku?!

"Ayah romantis ya orangnya?!" kalimat yang secara tak sengaja keluar dari mulutku.

"Romantis itu sifatnya masih terlalu umum, tergantung bagaimana orang mengartikannya saja. Menurutku, kamu juga romantis. Mengenalkanku dengan keluargamu, mengajakku berlibur ke luar kota dengan tempat-tempat kesukaanku yang kamu jadikan daftar perjalanan kita, memaksakan diri memakan makanan pedas di depanku walaupun aku tahu yang kamu suka hanya makanan manis saja, dan yang terpenting, pagi ini kamu menjemput dan mengantarku ke kampus dengan mata yang terlihat lelah dan kurang tidur karena mengerjakan tugas dari dosen galakmu itu." ucapnya yang seolah ia berharap itu akan menyadarkanku.

"Tapi, itu bukan romantis. Itu hanya hal yang sudah seharusnya aku lakukan untukmu, kan?!" jawabku mengelak ucapannya.

"See?! Tergantung bagaimana orang mengartikannya, kan?! Kelasmu mulai siang nanti, kan?! Kamu memilih untuk mengantarku ke kampus di saat kamu bisa memilih untuk tidur saja sudah bisa dibilang romantis untukku, aku beruntung diperlakukan seperti ini. Kamu nggak perlu berpikir berlebihan lagi, ya!" katanya, dan apa yang ia ucapkan kali ini menyadarkanku. bukan menyadarkanku bahwa aku juga romantis, tetapi menyadarkanku bahwa tak ada lagi yang lebih sempurna darinya. Sudah kuduga bahwa aku tidak salah menjadikannya pemberhentian terakhirku perihal cinta. 

sejenak seperti litani

jadilah bagian dari hariku.

bukan hanya dari pagi sampai malam,

bukan juga dari sekarang sampai nanti.

tapi dari awal mata kita bertemu,

sampai mereka kembali bertemu pada dunia yang berbeda.


jadilah bagian dari afeksiku.

kasih sayang yang hanya ditujukan untukmu,

cinta dan kasih yang hanya layak diterima olehmu.

bukan hanya permainan cinta anak muda pada zamannya,

setidaknya sampai selamanya, 

sampai dunia kita hancur tanpa sisa,

dan dipindahkan ke dunia yang baka.

Egois

Sesulit itu kah memahami semua ini?

Ingin lebih banyak didengar

Ingin lebih sering dimengerti

Namun yang terjadi kau malah pergi.

Jungkat-jungkitnya tidak pernah berubah situasi

Hanya selalu turun pada sisi tempatku berdiri.

Selalu mengeluh bahwa semesta tidak pernah adil

Nyatanya kamu sendiri yang enggan merasakan adilnya semesta ini.

Selalu merasa ada di atas semuanya

Selalu merasa paling bisa dimaklumi setiap kesalahannya

Meski pada kenyataannya kamu bukan sudah bukan siapa-siapa.

Bercerita Tentang Bahagia